Rabu, 11 Juli 2012

Konflik Suriah Adalah Awal Al Malhamah Kubro

Gejolak yang terjadi di Suriah sudah seharusnya menuntut umat Islam membaca situasi dengan pendekatan Islam. Hal itu bisa dilakukan dengan mengkaji hadits-hadits akhir zaman agar kita tidak tersesat. Pernyataan ini disampaikan  pimpinan Arrahman Qur’an Learning Centre (AQL), Bachtiar Natsir kepada hidayatullah.com, Rabu, (04/07/2012) di Jakarta.

“Bahwa perang akhir zaman sudah dimulai. Ini awal dari Al Malhamah Kubro. Jadi, jika kita membaca hadits-hadits ini adalah sebuah keniscayaan di luar dugaan masyarakat Suriah maupun pemimpinnya sebagai pekaku,” tuturnya.

Sesuai hadits-hadits akhir zaman, maka peristiwa Al Malhamah Kubro akan terjadi di wilayah Syam, yang kini masuk teritori Suriah, Palestina, Lebanon, dan Yordania. Suriah kemudian menjadi karena di situlah tempat Isa Al Masih akan turun memerangi Dajjal.

“Persisnya di Mesjid Ummayah di Damaskus. Tanah di sekeliling mesjid itu kini sudah dibeli Yahudi,” sambungnya yang juga Ketua Spirit of Al Aqsha (SOA).

Karena itu, pesan Bachtiar, sudah saatnya umat Islam melakukan orientasi medan akhir zaman.

“Kita harus tahu di mana Imam Mahdi dan Nabi Isa turun. Bagaimana juga keyakinan Nasrani dan Yahudi tentang akhir zaman. Agar simbol dan kenyataan di lapangan dapat kita korelasikan secara cerdas,” tandasnya yang sempat menceritakan pengalamannya menjelajahi Suriah.

Info-info seperti ini juga harus ditularkan kepada anak dan cucu. “Mungkin anak dan cucu kita nanti yang akan hidup puncak akhir zaman. Jadi mereka harus diberitahu sebelum terjadi Al Malhamah Kubro karena puncak peperangan akan terjadi disitu,” pesannya.

Runtutan peristiwa akhir zaman sendiri terjadi dimulai dari hancurnya Irak akibat pertarungan dari dua saudara kandung memperebutkan emas di sungai Eufrat.

“Dari situ pertarungan berlanjut sampai nanti megkerucut antara penyembah Allah dengan penyembah setan,” imbuhnya.

Senada dengan Islam, kelompok gereja pun menyebut akhir zaman dengan Armageddon (huru-hara akhir zaman). Bahkan kini di sebagian kalangan fundamentalis Kristen dan Yahudi sudah ada yang mengambil langkah berdasarkan kitab Suci.

“Mereka sudah membeli kuda-kuda terbaik, karena pertarungan akhir zaman kembali dilakukan dengan pedang,” paparnya yang pernah mengunjungi Hebron.






Kunjungi juga : http://mymasdep.blogspot.com/

Senin, 09 Juli 2012

Fisikawan Indonesia Terlibat Dalam Penemuan Partikel Tuhan

Fisikawan Indonesia, Suharyo Sumowidagdo, terlibat dalam penemuan partikel yang dijuluki sebagai partikel Tuhan, Higgs boson. Lembaga penelitian nuklir Eropa Conseil Europeene pour la Recherche Nucleaire atau CERN mengumumkan penemuan Higgs boson pada 4 Juli 2012.

Dunia fisika dikejutkan dengan penemuan partikel Higgs Bosson. Selama ini keberadaan partikel ini hanya ada dalam model teori standar. "Tanpa partikel ini tak ada akan ada berat, maka tak ada alam semesta. Tak akan ada apa-apa," kata Haryo saat diwawancara melalui voice chat, 5 Juli 2012.

Partikel Tuhan adalah partikel terakhir dalam teori model standar. Ilmuwan mulai mencarinya sejak tahun 1964. Dalam model ini, alam semesta tercipta dari 12 partikel dasar dan enam pembawa gaya. Sebelumnya, baru lima partikel pembawa gaya yang ditemukan. 

"Selama ini kita melihat benda-benda yang punya berat, ada gravitasi yang membuat bumi berputar. Artinya, harus ada sesuatu yang menghasilkan massa untuk partikel-partikel itu," kata pria kelahiran Tabanan, Bali ini. Sebuah partikel Higss bisa mempengaruhi massa jutaan partikel lain. Selama ini dia selalu ada di seluruh alam semesta, tapi baru ditemukan.

Haryo SumowidagdoHaryo adalah satu dari dua fisikawan Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini. Fisikawan lain, Rahmat Rahmat, bekerja dari laboratorium Fermilab di Amerika Serikat. Adapun Haryo bekerja di laboratorium CERN di Jenewa, Swiss.

Menemukan partikel ini bukan hal yang mudah. Ribuan peneliti yang ada dalam dua kelompok, ATLAS dan CMS, bekerja bersama untuk menemukan partikel tersembunyi ini. "Ini bukan hasil kerja segelintir orang tapi kolaborasi banyak lembaga dari puluhan negara," kata dia. 

Haryo terlibat dalam penelitian CMS di Jenewa, Swiss, untuk menemukan Higgs boson. "Saya bertanggungjawab untuk memastikan komponen detektor beroperasi. Komponen detektor itu harus terus dipelihara, untuk bisa mendeteksi partikel," kata doktor berusia 36 tahun ini.

Lulus sarjana dan master di Universitas Indonesia, Haryo kemudian mendapatkan beasiswa untuk program doktoral di Florida State University tahun 2001. Di situlah dia mulai terlibat dalam pencarian Higgs Boson, berkolaborasi dengan Fermilab. Pada Januari 2009, Haryo menjadi bagian dari tim CERN di Swiss. 

Haryo juga berperan dalam pengambilan data dari percobaan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini. Dia juga disibukkan dengan kolaborasi dengan peneliti-peneliti lain serta diskusi dengan peneliti yang lain. Dia juga terlibat dalam beberapa percobaan lain mengenai fisika partikel.

Pencarian Higgs boson dilakukan dengan mesin Large Hadron Collider yang beroperasi selama 24 jam, tujuh hari seminggu. Haryo sendiri bekerja tak kalah keras, biasanya dimulai pukul delapan pagi hingga sebelas malam.

"Ilmuwan itu dinilai dari produktivitasnya, seperti pengusaha. Kalau tak kerja sebanyak-banyaknya, sulit untuk menang dari peneliti lain," kata Haryo yang gemar memotret saat senggang. Selain meneliti, Haryo juga menguasai ilmu teknik. Pasalnya, alat penelitian ilmuwan partikel tak bisa dibeli di supermarket terdekat. Mereka harus bisa membuat alatnya sendiri, atau setidaknya tahu cara memelihara dan merawatnya.

Lalu apa sebenarnya guna penemuan partikel Higgs boson untuk umat manusia? "Ini penemuan yang ada di luar imajinasi kita. Pengetahuan baru yang ilmuwan pun belum tahu apa kegunaan praktisnya," kata pemegang gelar doktor dari Florida State University ini. Kegunaan praktis itu mungkin belum akan diketahui dalam puluhan bahkan ratusan tahun ke depan. 

Haryo mencontohkan, penemuan ini seperti teori relativitas Einstein yang ketika diumumkan tujuh puluh tahun lalu belum bisa dipahami. Kini, GPS bekerja berdasarkan teori itu. Tanpa teori Einstein, GPS tak akan bisa menunjukkan lokasi dengan tepat dan akan meleset 50 hingga 100 meter. 

"Bagi ilmuwan, mendapat pengetahuan baru tentang dunia dimana kita hidup, akan membawa apresiasi lebih kepada hidup ini," kata Haryo yang saat dihubungi tengah menghadiri konferensi International Conference for High Energy Physics di Melbourne.

Penemuan Higgs boson istimewa bagi Haryo karena penemuan ini mengingatkannya pada kejadian yang menginspirasi dia menjadi seorang fisikawan partikel. 18 tahun lalu, seorang fisikawan Indonesia bernama Stephan van den Brick ikut membuktikan adanya partikel quark top, salah satu partikel yang juga mendukung model standar.

"Waktu itu saya baru diterima di UI, tak tahu apa-apa. Saya takjub bahwa ada lulusan UI yang bisa menjadi bagian dari penemuan menakjubkan itu," kata dia. Guntingan koran tahun 1994 itu masih disimpannya hingga sekarang. 
Klik pada gambar untuk memperbesar.Klik pada gambar untuk memperbesar.Kini, Haryo benar-benar mencapai cita-citanya. Dia ikut menemukan partikel Higgs boson, keping terakhir model standar, kunci dari rahasia besar alam semesta. Namun kerja belum selesai. Penemuan ini baru awal pekerjaan panjang para ilmuwan.

Karenanya, Haryo berharap, penemuan ini menginspirasi anak muda Indonesia untuk menjadi fisikawan.  "Semuanya mungkin asal mau bekerja keras. Jangan takut mencoba dan meninggalkan zona nyaman," kata Haryo.
SUMBER : Yahoo Indonesia News

tentang BOSON klik DI SINI

Kunjungi juga : http://mymasdep.blogspot.com/