Kamis, 01 Desember 2011

Memangku Laptop Dapat Menggangu Kesehatan Pada Kulit

Tak sedikit orang yang terbiasa menggunakan pahanya sebagai pengganti meja untuk menaruh laptop. Meski praktis, waspadai gangguan kulit yang timbul akibat panas yang muncul dari komputer jinjing tersebut.

Meski rasa panas yang berasal dari mesin prosesor laptop tidak menyebabkan kulit terbakar, memangkunya bisa menyebabkan penggelapan warna kulit yang permanen atau disebut juga dengan istilah toasted skin syndrome. Meski jarang, kulit yang terpapar panas dari laptop juga bisa memicu kanker kulit.

Panas dari laptop bisa mencapai 50 derajat Celsius. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak memangku laptop terlalu lama. Gangguan kulit merupakan salah satu dari 10 jenis dampak negatif penggunaan laptop bagi kesehatan yang dicatat para ahli.

Pada masa lalu, toasted skin syndrome biasanya diderita oleh para pekerja yang tugasnya berdekatan dengan sumber panas, seperti pekerja di pabrik roti atau pembuat kaca.

"Kulit yang gelap itu jika dilihat di bawah mikroskop mirip dengan kerusakan kulit akibat terlalu lama terpapar sinar matahari," kata dr Kimberley Salkey, profesor dermatologi dari Eastern Virginia Medical School, AS.

Laporan medis beberapa tahun lalu menunjukkan kasus seorang pria dengan temperatur di bagian skrotum atau buah zakarnya meningkat gara-gara terlalu sering memangku laptop. Dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan produksi sel sperma berkurang sehingga menjadi infertil.
para peneliti dari State University of New York, Amerika Serikat yang menyimpulkan bahwa panas yang dipancarkan laptop bisa meningkatkan resiko ketidaksuburan. Hal ini terjadi pada lelaki yang sering memakai laptop sembari dipangku.

"Pancaran panas laptop bisa meningkatkan temperatur kantung buah zakar secara signifikan," ungkap pemimpin penelitian, Prof Yefim Sheynkin.

Penelitian selama satu jam ini melibatkan 29 lelaki sehat berusia antara 21 dan 35 tahun. Setelah suhu awal tubuh mereka diukur, para lelaki itu duduk. Sebagian memangku laptop menyala di pangkuan mereka dan sebagian lagi tidak.

Temperatur kantong pelir mereka pun diukur setiap tiga menit. Hasil akhirnya, mereka yang memakai laptop menyala temperatur kantung buah zakarnya meningkat sekitar 2,7 derajat celcius dari suhu normal. Peningkatan ini cukup untuk menyebabkan resiko ketidaksuburan karena bisa menurunkan jumlah sperma.

Sesungguhnya hubungan antara peningkatan suhu buah zakar dan tingkat kesuburan yang rendah sudah sering dituliskan. Umumnya disebutkan bahwa dampak suhu tinggi terhadap kualitas sperma bersifat sementara, sehingga para calon ayah dianjurkan untuk tidak berendam di air panas, mandi sauna, atau memakai celana dalam ketat dan hangat bila mereka sedang merencanakan ingin memiliki anak dengan pasangannya.

Namun Sheynkin mengatakan, penelitiannya menunjukkan penggunaan laptop terus menerus dengan memangkunya juga akan menjadi faktor resiko terhadap kesuburan seseorang, dan mungkin sifatnya tidak sementara. “Hal yang unik berkaitan dengan penggunaan laptop ini adalah bahwa ia tidak digunakan dalam jangka pendek atau peristiwa tertentu saja, namun berulang-ulang dengan panas yang sama, beberapa jam sehari selama bertahun-tahun.”

“Hal itu sepertinya wajar saja, tetapi tak seorangpun berpikir mengenai dampak komputer panas bagi kesuburan mereka,” kata Marc Goldstein, peneliti kesuburan dari Cornell University Weill Medical College di New York City. “Ini bakal menjadi topik yang panas.”

Penelitian menunjukkan sebuah laptop bisa menghasilkan suhu internal hingga 70 derajat Celcius. Di bagian luar yang bersentuhan dengan pengguna, suhu itu sudah jauh lebih rendah. Namun bila berada terus menerus di sekitar buah zakar, tak pelak lagi akan ada dampaknya, ungkap para peneliti.

Guna mengetahui dampak itu secara lebih pasti, Sheynkin berencana melakukan eksperimen terkendali dimana pria-pria sukarelawan berusia 21 hingga 35 tahun diminta untuk duduk dalam posisi seolah memangku laptop selama satu jam. Sensor-sensor elektronik akan memantau buah zakar kiri dan kanan mereka dan mengukur perubahan suhu tiap tiga menit.

Meskipun tanpa laptop di atasnya, panas tubuh akibat posisi paha berhimpit akan menaikkan suhu buah zakar hingga 2,1 derajat Celcius. Ditambah keberadaan laptop, suhu tiu bisa naik lagi 0,7 derajat Celcius.

Penelitian sebelumnya mengatakan kenaikan suhu sebesar itu cukup untuk mempengaruhi kualitas dan kesuburan sperma. Sejauh mana pengaruh itu, Sheynkin berniat menelitinya.

Kunjungi juga : http://mymasdep.blogspot.com/

Tidak ada komentar: