Kamis, 22 Desember 2011

Siapa Orang Paling Cerewet Sedunia?

Tanyakan pertanyaan ini pada 100 remaja, saya yakin lebih dari separuh akan menjawab: Mama atau Ibu atau kata lain yang memiliki arti serupa. Tapi seorang siswa kelas 9 SMP yang saya tanya menyangkal jawaban ini. Menurutnya, ibunya tidak pernah cerewet menyuruh ini dan itu. Ibunya tidak pernah marah walaupun ia sampai di rumah jam 12 malam. Ibunya tidak pernah menelepon ke HP hanya untuk tahu di mana ia berada.

Teman-temannya ternganga. "Ihhh...Mak loe ga ada perhatiannya!" Yah...teman-temannya yang baru saja curhat betapa ibu-ibu mereka ngeselin banget. Baru aja keluar rumah 1 jam, udah diteleponin, "Udah nyampe mana?" Cuma telat pulang sekolah setengah jam, udah ditelepon, "Udah nyampe mana?" Pagi-pagi udah ceramah, nyuruh mandi cepet, sarapan, berangkat sekolah. Pulang sekolah disuruh belajar, ngerjain PR. Pokoknya, ga ada istirahatnya deh ngedengerin petuah Bunda.

Yah...saya hanya menarik napas. Saya pun pernah berada di antara para remaja itu. Pernah merasakan betapa bosannya diceramahi setiap pagi dengan kata-kata yang hampir sama. Rasanya bosan dan lelah. Saya yang lelah, ibu saya tak pernah lelah.

Beliau bangun jam 3 pagi untuk sholat tahajjud. Dilanjutkan dengan memasak untuk santapan sehari itu, karena ibu saya harus pergi bekerja. Jadi semua santapan untuk sehari dikerjakan pagi-pagi sekali. Yah...pagi-pagi sekali karena saya harus berangkat jam 7 pagi. Itu berarti sarapan harus siap di meja jam setengah tujuh pagi. Dan jam setengah 6 pagi, tanpa lelah, beliau membangunkan saya yang tidur lagi setelah sholat shubuh...(aiiihhh..betapa tidak berbaktinya, membiarkan ibunda bekerja sendirian menyiapkan sarapan untuk saya).

Dan ketika itu saya menggerutu karena kesal dibangunkan saat sedang enak-enaknya tidur. Tapi ibu saya tak pernah lelah mengingatkan bahwa hidup bukan saja untuk hari ini. Hari ini adalah waktu untuk membangun kebiasaan yang bisa membantu kita di masa depan. Dan tentu saja kebiasaan tidur lagi setelah sholat shubuh tidak akan memberi bantuan apa-apa di masa depan.

Itulah ibu, tak pernah lelah mengingatkan. Apa yang dilakukan ibu ketika kita jatuh dari sepeda? Biar pun lidahnya sibuk mengingatkan agar berhati-hati naik sepeda, tapi tangannya tetap cekatan mengobati luka.

Saat saya tanyakan, "Apa tujuan hidupmu?" pada siswa kelas 12 SMU. Kebanyakan menjawab, "Ingin membahagiakan orangtua." Apakah yang bisa membahagiakan orangtua? Setelah saya menjadi orangtua, saya sadar bahwa setiap langkah maju yang dilakukan anak-anak saya membuahkan kebahagiaan tiada tara.

Orangtua kita bahagia ketika kita pertama kali bisa berjalan. Bukan karena kita satu-satunya anak yang bisa berjalan, tapi karena kita anak mereka. Orangtua kita bahagia ketika kita mengucapkan kata pertama kita, bukan karena kita adalah satu-satunya anak yang bisa bicara, tapi karena kita adalah anak mereka.

Jadi apa yang bisa membahagiakan orangtua kita? Peluklah mereka dan katakan betapa kita sayang pada mereka. Peluklah ibunda, dan katakan, "Aku sayang Ibu," it's more than everything....

Selamat Hari Ibu....semoga semua ibu di dunia berbahagia di hari ini....:-)

1 komentar:

M Taufiq Tamam mengatakan...

JazakilLah bu Nesri atas kiriman tulisan yg berharga ini